Sabtu, 15 Oktober 2016

Tujuan Utama Hidup

        Berbicara tentang tujuan hidup kita tidak henti hentinya tidak melupakan hidup karena siapa hidup untuk siapa dan hidup untuk apa. Menjalani hidup tanpa repot menggali ke balik makna kehidupan itu sendiri memang cara yang paling mudah, karena kita tidak perlu memikirkan hidup sebagai hal yang sulit, cukup hanya menjalaninya secara sederhana dari hari ke hari saja. Namun, mengetahui makna kehidupan dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih baik lagi dan membuat kita bisa menentukan tujuan hidup agar kehidupan yang kita jalani ini lebih terarah. Tanpa tujuan, rasanya hidup menjadi agak hambar dan hanya sekedar dijalani saja, tanpa makna dan motivasi.dalam hidup
         Sebagai manusia yang hidup kita juga memiliki pedoman hidup yaitu Al-Quran, bagaimana kita bisa ada kaitannya dengan Al-Quran? karena pada ayat suci dalam Surat Al Quran, banayak yang harus kita maknai dalam hidup, tidak hanya Al-Quran sebagai pedoman hidup namun sebagian hadits, Hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad , baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi  dan terkadang juga sebelumnya, sehingga arti hadits di sini semakna dengan sunnah.
 
        Adapun kita sebagai manusia memiliki kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama masing- masing
Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita.
Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut.
         Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S Ali Imron - 169). “Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah.” Pada ayat tersebut kita beranggapan seorang manusia telah mati dan sudah tidak bertemu lama, padahal ketika mati di dunia masih ada perjalanan jauh yang harus dilewati oleh setiap masing - masing manusia.
         Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan, mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar