EKONOMI MANAJERIAL
MATERI 8 S.D 14
Dr. Supawi Pawenang, SE, MM
Disusun
Kuncoro Wibowo
2017020046
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM BATIK
SURAKARTA
2019
A. TEKNIK OPTIMASI
1. Definisi Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya (manusia, modal, metode, material,
mesin, jiwa kewirausahaan) untuk melakukan suatu usaha (baik itu produksi,
perdagangan, atau jasa) dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usahanya
tersebut.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan antara meliputi: tujuan pengembangan jaringan, pengembangan
pasar, penguatan sumber daya, penguasaan teknologi, penguatan citra, dan
lain-lain. tujuan akhir perusahaan tetap pada perolehan laba, yang tentu
diharapkan dapat berjumlah sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang
selama-lamanya
3. Pentingnya Laba
Pencapaian laba yang berjangka panjang ini adalah merupakan pintu masuk
untuk terealisasinya maksimisasi peningkatan nilai perusahaan, yang wujud
dalam:
· peningkatan nilai buku
· nilai kapital
· nilai pasar
· nilai likuidasi
· luasnya jaringan
·
citra
perusahaan.
4.
Teori
Laba
4.1
Teori pembuangan risiko. Teori ini mensyaratkan perolehan laba di atas normal (laba ekonomi)
akibat dari bisnis yang bersifat beresiko cukup tinggi. Seperti, dalam perusahaan
pertambangan.
4.2
Teori Friksi.
Teori ini menyatakan bahwa pasar sering kali bergejolak, tidak selalu pada
kondisi ekulibirium, yang bisa disebabkan oleh perubahan perilaku pembelian
dari konsumen. Pada kondisi ini laba dapat saja berada pada kondisi di atas
normal, normal, di bawah normal, atau bahkan kerugian.
4.3
Teori Monopoli.
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kondisi monopoli akan
sangat memungkinkan memperoleh laba di atas normal. Monopoli dapat terjadi
akibat adanya faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan permodalan yang
tinggi, adanya hak parten, perlindungan impor, pengusaan sumber daya,
perlindungan pemerintah, dan lain-lain.
4.4
Teori Inovasi. Teori ini menyatakan bahwa inovasi sering mengakibatkan suksesnya
penjualan yang dapat berakibat pada meningkatnya perolehan laba.
4.5 Teori efisiensi manajemen. Teori ini menyatakan bahwa rata-rata
perusahaan yang mampu memperoleh laba di atas normal adalah perusahaan yang
menjalankan manajerialnya dengan efisien dan efektif.
4.6 Teori Kompensasi. Teori ini menyatakan bahwa tingkat
laba di atas normal dapat dicapai jika perusahaan mampu melayani kebutuhan
konsumennya dengan baik, mempertahankan operasinya dengan efisien, dan
sebagainya.
5. PERAN LABA
1. laba sebagai sumber pembiayaan, seperti:
1.1 Peningkatan kualitas SDM
1.2 Perluasan produk
1.3 Perluasan pasar
1.4 Pembiayaan lainnya
2. Laba sebagai ukuran pembayaran pajak
3. laba sebagai ukuran untuk membagi
hasil usaha (deviden)
4. laba merupakan cerminan kesehatan
operasional perusahaan.
5. laba sebagai sumber pembiayaan
kesejahteraan.
6. laba sebagai sumber pembiayaan
kepedulian perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
B. Teori Biaya dan Estimasi Biaya
1.
Karakteristik
Biaya
Biaya dalam pengertian ekonomi yaitu semua beban yang harus ditanggung
untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen, biaya dalam
pengertian produksi adalah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen
untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan
kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit
diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
·
Bahan baku
atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
· Bahan-bahan pembantu atau penolong
· Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga
direktur.
· Penyusutan peralatan produksi.
· Uang modal, sewa.
· Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya
administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
· Biaya pemasaran seperti biaya iklan
· Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung,
biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli
ekonomi setiap sumberdaya adalah pembayaran yang diperlukan supaya
sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang. Dengan kata lain
biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative kesempatan
penggunaannya yang terbaik.
2.
Jenis-Jenis Biaya
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi
yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk
pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan
dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi,
meliputi:
1.
Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan
suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2.
Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan
biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam
menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan
dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat
terwujud.
3.
Biaya overhead pabrik (factory overhead
cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya
pemeliharaan pabrik, yang tidak
secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
3.
Konsep biaya produksi :
1.
Biaya
relevan
Biaya Relevan adalah biaya masa memdatang dlam berbagai
alternatif untuk mengambil kepoutusan manajemen. Biaya relevan seriring disebut
biaya deferensiasial yaitu biaya yang berbeda –beda akibat adanya tingkat
priduksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap. Kedua jenis
biaya hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan
olelh tingkat produksi.Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis
oleh akuntan intern, oleh ahli yang lainnya. Ia disebut relevan karena
berhubungan erat dengan penaaagambilan keputusan manajemen. Ia merupakan
biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba,
dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada priggram jangka pendek dan jangka
panjang.
2. Biaya eksplisit
Biaya Eksplisit adalah biaya yang secara nyata
dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran
kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
3.
Biaya Alternatif(Opportunity Cost)
Biaya Alternatif adalah biaya yang timbul akibat memilih sebuah
peluang terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. Ketika seseorang
dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan dan harus memilih salah satu di
antaranya maka alternatif yang tidak dipilihnya itulah yang menjadi biaya
peluang.
4.
Biaya Marginal
Biaya Marjinal yaitu biaya tambahan yang
diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena
adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah
jumlah produk yang dihasilkannya. MC dapat dihitung dengan cara membagi
tambahan TC (∆TC).
5.
Biaya
Incremental
Biaya Incremental adalah biaya
yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya
merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental
cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan.
C. TEORI PRODUKSI
1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses
ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output).
Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai
untuk digunakan.
Teori produksi merupakan teori
pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil
oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang
ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya
dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang
maksimal.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda
tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang.Dalam melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis
yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi.
1.
Teori Produksi Dengan Satu Faktor
Berubah
Teori produksi yang sederhana
menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang tersebut.Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya
adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja.
2.
Teori produksi dengan dua faktor
berubah
Analisis yang baru saja dibuat
menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila
dimisalkan satu factor produksi, yaitu tenaga kerja, terus-menerus ditambah
tetapi factor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak
dapat diubah lagi.
2. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu
persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang
digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi
selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi dapat diartikan juga
sebagai suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat
output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis
fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut
Q = f (K L R T)
Q: Quantity (jumlah barang yang
dihasilkan)
f :Fungsi(simbol persamaan
fungsional)
K : Capital (modal atau sarana yang
digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)
R: Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan
kewirausahaan)
Q adalah output, sedangkan K, L, R,
dan T merupakan input. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari
penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara
meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber
daya alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang
efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input
dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan
hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida,
tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi).Untuk
meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan
input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk,
menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan
meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat
dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.
3. Faktor Teori Produksi
Dalam teori ini input atau sumber
daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi
sebagai berikut :
1.
Manusia (Tenaga Kerja)
Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang
diakui di setiapsistem ekonomi terlepas dari
kecenderungan ideologi mereka. Kekususan perburuhan
seperti kemusnahan, keadaan yang tidak terpisahkan dari buruhitu
sendiri, ketidakpekaan jangka pendek terhadap
permintaan buru dan yang mempunyai sikap dalam
penentuan upah, merupakan hal yang sama pada
semua sistem.
Tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan
oleh anggotabadan atau pikiran untuk mendapatkan
imbalan yang pantas. Termasuk semua jenis kerja yang
dilakukan fisik maupun pikiran.
2.
Modal
Modal merupakan asset yang digunakan
untuk distribusi asset yang berikutnya. Modal dapat
memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk menghasilkan kekayaan yang
lebih banyak.
3.
Sumber Daya Alam (Tanah)
Tanah mengandung pengertian yang
luas, yaitu termasuk semua sumberyang kita
peroleh dari udara, laut, gunung, dan
sebagainya, sampai keadaan geografi, angin, dan iklim yang
terkandung dalam tanah.
Termasuk dalam faktor produksi tanah adalah :
a.
Bumi (tanah) merupakan
permukaan tanah yang di atasnya kita
dapat berjalan, mendirikan bangunan, rumah, perusahaan.
b.
Mineral, seperti logam, bebatuan dan
sebagainya yang terkandung di dalam tanah yang juga dapat dimanfaatkan oleh
manusia.
c.
Gunung, merupakan suatu
sumber lain yang menjadi sumber tenaga asli
yang membantu dalam mengeluarkan harta kekayaan.
Gunung-gunung berfungsi sebagai penadah hujan dan
menajdi aliran sungai-sungai dan melaluinya semua
kehidupan mendapatkan rizki masing-masing.
d.
Hutan, merupakan sumber kekayaan
alam yang penting. Hutan memberikan bahan api, bahan-bahan mentah
untuk industri kertas, damar, perkapalan, perabotan
rumah tangga, dan sebagainya.
e.
Hewan, mempunyai kegunaan memberikan
daging, susu, dan lemak untuk tujuan ekonomi, industri dan perhiasan.
Sebagian lagi digunakan untuk kerja dan pengangkutan.
D. PERILAKU KONSUMEN
1. Definisi Perilaku Konsumen
Konsumsi adalah
pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa. Elemen-elemen pokok dari
konsumsi di antara yang paling penting adalah perumhan, kendaraan bermotor,
makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik menunjukkan bahwa ada keteraturan
yang dapat diramalkan dalam cara orang-orang mengalokasikan pengeluaran mereka
antara makanan, pakaian dan hal-hal pokok lainya.
Konsumen adalah
seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Saat ini konsumen begitu
dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan
era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen,
konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya
paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah
penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub
kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai
yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub
kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat
memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah
bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang
anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Kelompok
referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai perngaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa
di antaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang
cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat.
Kelompok-kelompok sekunder yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi
yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi
anggotanya disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok disosiatif (memisahkan
diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh
individu.
b. Keluarga
Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
c. Peran dan Status
Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya (keluarga, klub,
organisasi). Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup
Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus kehidupan keluarga. Beberapa
penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup
psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
c. Keadaan Ekonomi
Yang
dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang
dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan
hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk
meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
d. Gaya Hidup
Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Yang
dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari
setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam
menganalisa perilaku konsumen.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
Teori-teori motivasi:
• Teori
motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan psikologis yang
sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian besar bersifat di bawah sadar.
Freud melihat bahwa seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan
proses pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial. Keinginan-keinginan
ini tidak pernah berhasil dihilangkan atau dikendalikan secara sempurna, dan
biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi, salah bicara dan perilaku-perilaku
neurotis.
• Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang membedakan antara faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual haruslah menghindari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan seperti buku pedoman penggunaan komputer yang buruk atau kebijaksanaan pelayanan yang kurang baik. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian di pasar komputer dan memastikan hal-hal ini tersedia. Faktor-faktor yang memuaskan ini akan membuat perbedaan utama antara merek komputer yang dibeli oleh pelanggan.
• Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang membedakan antara faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual haruslah menghindari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan seperti buku pedoman penggunaan komputer yang buruk atau kebijaksanaan pelayanan yang kurang baik. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian di pasar komputer dan memastikan hal-hal ini tersedia. Faktor-faktor yang memuaskan ini akan membuat perbedaan utama antara merek komputer yang dibeli oleh pelanggan.
b. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
c. Sikap
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
5. Keputusan Pembelian
Keputusan seorang
pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler ada
beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian,
anatara lain:
a. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor
terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali
suatu masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian informasi.
Seorang selalu
mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan
tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
konsumen akan bersedia untuk membelinya.
c.
Evaluasi Alternatif
Konsumen akan
mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti
terhadap produk yang akan dibelinya.
d.
Keputusan Pembeli
Setelah konsumen
mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk
membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di
antara beberapa merek yang tersedia.
e.
Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli
produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas
pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Dalam tahap evaluasi,
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen
juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Ada dua
faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
E. KINERJA MANAJERIAL
1.
Pengertian Kinerja Manajerial
Pengertian kinerja manajerial adalah hasil
dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Variabel
kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang
dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Alfar (2006), di mana setiap responden
diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan
staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang
kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan.
2. Cara Manajer Memperbaiki Perusahaan
Kinerja manajerial merupakan
seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, Kinerja manajerial
ini diukur dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963):
1.
Perencanaan adalah penentuan
kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan
bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan,
prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
2.
Investigasi merupakan kegiatan untuk
melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai
bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya
pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain
dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan
penyesuaian program-program kerja.
3.
Koordinasi, menyelaraskan tindakan
yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi
lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan
dijalankan.
4.
Evaluasi adalah penilaian yang
dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk
menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut
dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5.
Supervisi, yaitu penilaian atas
usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan.
6.
Staffing, yaitu memelihara dan
mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru,
menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja
lainnya.
7.
Negoisasi, yaitu usaha untuk
memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk
barang-barang dan jasa.
8.
Representasi, yaitu menyampaikan
informasi tentang visi, misi, dan kegiatan- kegiatan organisasi dengan menghadiri
pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Menurut Indrianto (1993) dan Soepomo
(1998), kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan
mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi
dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan
melaksanakanya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu
faktor kriteria, sistem penganggaran (reward) dan konflik.
Berikut penjelasan kegiatan –
kegiatan manajerial tersebut diatas, sebagai berikut :
1.
Kinerja
Perencanaan (Planning)
Kinerja perencanaan yaitu kemampuan dalam penentuan
kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan
bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan,
prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
2. Kinerja Investigasi (Investigating)
Kinerja investigasi yaitu kemampuan dalam mengumpulkan dan
menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.
3. Kinerja Pengkoordinasian
(Coordinating)
Kinerja pengkoordinasian yaitu kemampuan dalam tukar menukar
informasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan
menyesuaikan program, memberitahukannya kepada bagian lain, dan hubungannya dengan
manajer lain.
4. Kinerja Evaluasi (Evaluating)
Kinerja evaluasi yaitu kemampuan dalam menilai dan mengukur
proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian pegawai,
penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk.
5.
6.
Kinerja
Pengawasan (Monitoring)
Kinerja pengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam
memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih,
dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan
menangani keluhan pegawai.
7. Kinerja Pengaturan Staf (Staffing)
Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk
mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melakukan perekrutan
pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada bagian
yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.
8. Kinerja Negosiasi (Negotiating)
Kinerja negoisasi, yaitu kemampuan dalam melakukan
pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi
pemasok dan melakukan tawar menawar dengan penjual, serta tawar menawar secara
kelompok.
9. Kinerja Perwakilan (Representating)
Kinerja representasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam
menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan
kemasyarakatan, serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan utama perusahaan.
3.
Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat
penilaian kinerja tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Perbaikan
Kinerja
Umpan balik kinerja bermanfaat bagi
karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk kegiatan yang tepat
untuk memperbaiki kinerja.
b. Penyesuaian
Kompensasi
Penilaian kinerja membantu pengambil
keputusan menentukan siapa yang seharusnya menerima
peningkatan pembayaran dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki
kinerja.
c. Keputusan
Penetapan
Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan
pada kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan.
d.
Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan
Kinerja buruk mengindentifikasikan sebuah kebutuhan untuk
melakukan kebutuhan kembali.
e.
Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan
tentang karier spesifik karyawan.
f.
Proses Penempatan Staf
Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan
kelemahan dalam prosedur penempatan staf di departemen SDM.
g.
Ketidakakuratan Informasi
Kinerja buruk
dapat mengindikasikan kesalahan
dalam Informasi analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal
lain dari sistem manajemen personal.
h.
Kesalahan Rancangan Pekerjaan
Kinerja buruk mungkin sebuah gejala dari rancangan
pekerjaan yang keliru lewat penilaian dapat didiagnosis
kesalahan–kesalahan tersebut.
i.
Kesempatan Kerja yang Sama
Penilaian kerja yang akurat secara aktual menghitung
kaitannya dengan kinerja dapat menjamin bahwa
keputusan penempatan internal bukanlah suatu yang
bersifat diskriminasi.
j.
Tantangan – Tantangan Eksternal
Kadang–kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor–faktor
lingkungan pekerjaan, seperti keluarga, financial, kesehatan, masalah –
masalah lainnya. Jika masalah – masalah tersebut tidak diatasi melalui
penilaian, departemen sumber daya manusia mungkin mampu menyediakan bantuannya.
F.
PERUMUSAN MASALAH DAN PENGUKURAN
KINERJA ORGANISASI
1. Masalah?
1. Kesenjangan antara Idealitas dan
Realitas
Pada
kesenjangan ini Idealitas juga diperlukan dalam kinerja organisasi karena
dengan adanya idealitas suatu perusahaan tentunya akan cenderung lebih mampu
dalam melaksanakn realitas yang di tekan oleh idealitas. Karena bagaimanapun
juga ketika dalam bekerja membuat suatu realitas yang ditekan oleh idealitas
tidak lah mudah karena perlulah dan berorganisasi dan mampu mengatur cara kita
dalam mengelola sebuah organisasi.
2.
Kesenjangan Disinyalir mengganggu
kinerja produktifitas dan pencapaian
Pada
hakikatnya suatu organisasi pasti memiliki kinerja produktifitas dan juga
pencapaian. Karena adanya kesenjangan 3 tersebut dapat tercapai ketika suatu
organisasi dapat mengelola dengan baik, dan ketika memiliki kinerja kita dapat
mengatur jalannya suatu perusahaan, produktifitas yang lebih cenderung efektif
yang dimaksudkan kali ini adalah ketika suatu orang memiliki kepribadian masing
masing, dari situlah seseorang dapat menilai produktifitas suatu individu.
Kemudian dalam pencapaian suatu perusahaan pastilah mempunya target dan
pencapaian yang harus dilakukan.
3.
Masalah Perlu diketahui, karena :
a. Segera
dicari Solusi
b. Sebagai
dasar bertindak
c. Harus
dihadapi dan dihindari.
2. Teknik
Identifikasi
a. Brainstorming
brainstorming)
adalah suatu teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian penyelesaian dari
suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota
kelompok. Istilah brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn pada
awal dasawarsa 1940-an.
b. The
power of two
the power of two
adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong
munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada
satu.
c. Small
Of discussion
Small
group discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi
kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan
masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Focus
Group Discussion
Istilah
kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD)
saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data
dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas
karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk
menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta
pengalaman yang dimiliki oleh responden/pesertanya.
e. Benchmarking
Benchmarking
adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen
strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan
kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain
yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.
3. SWOT Analysis
1.
Peluang
Suatu potensi yang memungkinkan Untuk diraih dan dijadikan Sumber
kemampulabaan
2.
Kekuatan
Sesuatu yang membuat organisasi semakin Berdaya
3.
Ancaman
Suatu potensi yang memungkinkan operasional perusahaan
menjadi terkendala
4.
Kelemahan
Sesuatu yang membuat organisasi
semakin kurang berdaya
G.
PERILAKU ORGANISASI
1. Pengertian
SIM dalam Organisasi
a. SIM
merupakan sekumpulan prosedur, tata kerja, metode, yang menghubungkan
elemen-elemen yang ada dalam organisasi yang digunakan sebagai wahana
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sistem memerlukan keseimbangan,
kesamaan, kejelasan prosedur, dan pengimplementasian.
b. Informasi:
data yang diperlukan untuk memahamkan pengetahuan seseorang atau kelompok.
data yang diperlukan untuk memahamkan pengetahuan seseorang atau kelompok.
c. Manajemen:
ilmu atau seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaplikasikan, dan mengendalikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
ilmu atau seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaplikasikan, dan mengendalikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
2. Organisasi
Harus Memiliki
a. Suatu sistem pemanajemenan informasi
yang ada dalam lingkup suatu organisasi.
b. Sekumpulan tata kerja, prosedur, dan
metode yang digunakan untuk mengintegrasikan informasi yang ada dalam suatu
manajemen, yang mempunyai asumsi-asumsi keseimbangan, kesamaan, kejelasan
prosedur, yang terorganisir untuk mencapai tujuan.
3. Gambaran
Organisasi
Gambar
1. 1 Gambaran Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan
pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung
pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu
pihak dengan tujuan di pihak lain. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka
perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama
yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi
adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka
manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya
(consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
4. Ciri
Ciri Organisasi yang Baik
a. Berlangsungnya kejelasan prosedur
b.
Berlangsungnya
keseimbangan
c.
Berlangsungnya
kesepadanan
d.
Berlangsungnya
keadilan
e.
Tercapainya
tujuan dengan efektif dan efisien
f.
Tingginya
tingkat penerimaan dan ketaatan
5. Pelaku
Dalam Organisasi
1.2 Pelaku
dalam Organisasi
a. Top
Manajemen
Manajemen
puncak (top level management) adalah tingkat manajemen yang paling
atas dan memiliki otoritas tertinggi pada sebuah organisasi perusahaan dan
bertanggungjawab langsung kepada pemilik perusahaan.
b. Middle
Manajemen
Manajemen
tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hirarki manajemen pada sebuah
perusahaan.
c. Manajemen
Lower
Manajemen
lini pertama (low Level Management) adalah tingkatan manajemen yang
paling rendah dalam sebuah perusahaan.
6. Organisasi Sumber Daya Manusia:
a. Rekruitmen
b. Seleksi
c. pelatihan dan pengembangan
d. penempatan
e. analisis
f.
jabatan
g.
penggajian
h.
pemberhentian