Berbicara tentang tujuan hidup kita tidak henti hentinya tidak melupakan hidup karena siapa hidup untuk siapa dan hidup untuk apa. Menjalani hidup tanpa repot menggali ke
balik makna kehidupan itu sendiri memang cara yang paling mudah, karena
kita tidak perlu memikirkan hidup sebagai hal yang sulit, cukup hanya
menjalaninya secara sederhana dari hari ke hari saja. Namun, mengetahui
makna kehidupan dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih baik
lagi dan membuat kita bisa menentukan tujuan hidup agar kehidupan yang
kita jalani ini lebih terarah. Tanpa tujuan, rasanya hidup menjadi agak
hambar dan hanya sekedar dijalani saja, tanpa makna dan motivasi.dalam hidup
Sebagai manusia yang hidup kita juga memiliki pedoman hidup yaitu Al-Quran, bagaimana kita bisa ada kaitannya dengan Al-Quran? karena pada ayat suci dalam Surat Al Quran, banayak yang harus kita maknai dalam hidup, tidak hanya Al-Quran sebagai pedoman hidup namun sebagian hadits, Hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi
Muhammad , baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat
sebagai Nabi dan terkadang juga sebelumnya, sehingga
arti hadits di sini semakna dengan sunnah.
Adapun kita sebagai manusia memiliki kepercayaan adanya kehidupan setelah mati
pandangannya sangat beragam tergantung pada agama masing- masing
Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita.
Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita.
Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan
mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati
kepada orang tersebut.
Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S Ali Imron - 169). “Janganlah
kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati,
bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah.” Pada ayat tersebut kita beranggapan seorang manusia telah mati dan sudah tidak bertemu lama, padahal ketika mati di dunia masih ada perjalanan jauh yang harus dilewati oleh setiap masing - masing manusia.
Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari
komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya
seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan,
mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui
keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada
dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah
fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika
keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah
kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan
terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya
diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah
menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.