Rabu, 15 Juli 2020


             
UJI DATA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Analisi Tarif, Kepuasan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan PT PLN (Persero) ULP Surakarta Kota
Studi kasus pada Pelanggan PT PLN (Persero) ULP Surakarta Kota







Oleh :
Kuncoro Wibowo
201702046
Dosen Pengampu : Dr. Supawi Pawenang, SE, MM

PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2020



A.   Tabulasi Data



1.      ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Formulasi Model Regresi Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Atau
Kepuasan Pelanggan = a + b1 Tarif  + b2 Kepuasan + b3 Kualitas Pelayanan + e



Interpretasi Hasil Persamaan Regresi Linier
Nilai konstanta sebesar 14,582 menunjukkan bahwa apabila Tarif, Kepuasan dan Kualitas pelayanan Pelanggan atau sama dengan nol maka kepuasan konsumen sebesar 14,852.
Besarnya nilai koefisien variabel harga sebesar 0,137 dengan nilai positif, menunjukkan apabila Harga mengalami peningkatan maka nilai kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan dan sebaliknya harga mengalami penurunan maka kepuasan konsumen akan mengalami penurunan
Besarnya nilai koefisien variabel Fasilitas sebesar -0,373 dengan nilai negatif, menunjukkan apabila Fasilitas mengalami peningkatan maka nilai kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan dan sebaliknya Fasilitas mengalami penurunan maka kepuasan konsumen akan mengalami penurunan
Besarnya nilai koefisien variabel Kulitas Pelayanan sebesar 0,073 dengan nilai positif, menunjukkan apabila Kualitas Pelayanan mengalami peningkatan maka nilai kepuasan konsumen akan mengalami kenaikan dan sebaliknya Kualitas Pelayanan mengalami penurunan maka kepuasan konsumen akan mengalami penurunan.

2.    Uji F.


Interpretasi Hasil Uji F
Hasil perhitungan regresi diperoleh nilai F hitung sebesar 1,723 dengan nilai probabilitas 0,002 berarti p >  0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini adalah fit. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel Tarif, Fasilitas dan Kualitas  Pelayanann berpengaruh secara simultan terhadap Kepuasan Pelanggan. Sehingga model regresi dapat digunakan dalam penelitian ini.

3.     Koefisien Determinasi

Interpretasi Hasil Koefisien Determinasi
Hasil perhitungan koefisien determinasi pada analisis regresi linier berganda diperoleh nilai Adjustued R square sebesar 0,740. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu tingkat akrual sebesar 74% sedangkan sisanya 26% dijelaskan oleh faktor lain atau variabel lain diluar model

4.     Uji t


Interpretasi Hasil Uji t
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,804 dengan signifikansi sebesar 0,429 ( p> 0,05 ). Hal ini berarti bahwa Tarif  tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan. Dengan demikian hipotesis 1 Ditolak
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,965 dengan signifikansi sebesar 0,061 ( p> 0,05 ). Hal ini berarti bahwa Fasilitas tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan.
Dengan demikian hipotesis 2 Ditolak
Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,332 dengan signifikansi sebesar 0,743 ( p> 0,05 ). Hal ini berarti bahwa Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen. Dengan demikian hipotesis 3 Ditolak

Rabu, 22 April 2020

Tugas UTS MATA KULIAH EKONOMETRIKA



https://docs.google.com/document/d/1-Wci8O2YIoAML3x-vgBNT24kzrUsp35ut6MLHfuLgTc/edit?usp=sharing

Rabu, 08 Januari 2020


EKONOMI MANAJERIAL
MATERI 8 S.D 14 
Dr. Supawi Pawenang, SE, MM








Disusun
Kuncoro Wibowo
2017020046



FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2019


A. TEKNIK OPTIMASI
1.     Definisi Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya (manusia, modal, metode, material, mesin, jiwa kewirausahaan) untuk melakukan suatu usaha (baik itu produksi, perdagangan, atau jasa) dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usahanya tersebut.
2.     Tujuan Perusahaan
Tujuan antara meliputi:  tujuan pengembangan jaringan, pengembangan pasar, penguatan sumber daya, penguasaan teknologi, penguatan citra, dan lain-lain. tujuan akhir perusahaan tetap pada perolehan laba, yang tentu diharapkan dapat berjumlah sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang selama-lamanya
3.     Pentingnya Laba
Pencapaian laba yang berjangka panjang ini adalah merupakan pintu masuk untuk terealisasinya maksimisasi peningkatan nilai perusahaan, yang wujud dalam:
·     peningkatan nilai buku
·     nilai kapital
·     nilai pasar
·     nilai likuidasi
·     luasnya jaringan
·     citra perusahaan.
4.     Teori Laba
4.1  Teori pembuangan risiko. Teori ini mensyaratkan perolehan laba di atas normal (laba ekonomi) akibat dari bisnis yang bersifat beresiko cukup tinggi. Seperti, dalam perusahaan pertambangan.
4.2  Teori Friksi. Teori ini menyatakan bahwa pasar sering kali bergejolak, tidak selalu pada kondisi ekulibirium, yang bisa disebabkan oleh perubahan perilaku pembelian dari konsumen. Pada kondisi ini laba dapat saja berada pada kondisi di atas normal, normal, di bawah normal, atau bahkan kerugian.
4.3  Teori Monopoli. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kondisi monopoli akan sangat memungkinkan memperoleh laba di atas normal. Monopoli dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan permodalan yang tinggi, adanya hak parten, perlindungan impor, pengusaan sumber daya, perlindungan pemerintah, dan lain-lain.
4.4  Teori Inovasi. Teori ini menyatakan bahwa inovasi sering mengakibatkan suksesnya penjualan yang dapat berakibat pada meningkatnya perolehan laba.
4.5  Teori efisiensi manajemen. Teori ini menyatakan bahwa rata-rata perusahaan yang mampu memperoleh laba di atas normal adalah perusahaan yang menjalankan manajerialnya dengan efisien dan efektif.
4.6  Teori Kompensasi. Teori ini menyatakan bahwa tingkat laba di atas normal dapat dicapai jika perusahaan mampu melayani kebutuhan konsumennya dengan baik, mempertahankan operasinya dengan efisien, dan sebagainya.

5.     PERAN LABA
1.     laba sebagai sumber pembiayaan, seperti:
1.1  Peningkatan kualitas SDM
1.2  Perluasan produk
1.3  Perluasan pasar
1.4  Pembiayaan lainnya
2.     Laba sebagai ukuran pembayaran pajak
3.     laba sebagai ukuran untuk membagi hasil usaha (deviden)
4.     laba merupakan cerminan kesehatan operasional  perusahaan.
5.     laba sebagai sumber pembiayaan kesejahteraan.
6.     laba sebagai sumber pembiayaan kepedulian  perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.

B.    Teori Biaya dan Estimasi Biaya
1.     Karakteristik Biaya

Biaya dalam pengertian ekonomi yaitu semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen, biaya dalam pengertian produksi adalah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
·       Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
·       Bahan-bahan pembantu atau penolong
·       Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
·       Penyusutan peralatan produksi.
·       Uang modal, sewa.
·       Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
·       Biaya pemasaran seperti biaya iklan
·       Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung, biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative kesempatan penggunaannya yang terbaik.
2.     Jenis-Jenis Biaya
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi:
1.     Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.


2.     Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3.     Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
3.     Konsep biaya produksi :
1.     Biaya relevan
Biaya Relevan adalah biaya masa memdatang dlam berbagai alternatif untuk mengambil kepoutusan manajemen. Biaya relevan seriring disebut biaya deferensiasial yaitu biaya yang berbeda –beda  akibat adanya tingkat priduksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap. Kedua jenis biaya hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif  biaya yang disebabkan olelh tingkat produksi.Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh akuntan intern, oleh ahli yang lainnya. Ia disebut relevan karena berhubungan  erat dengan penaaagambilan keputusan manajemen. Ia merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada priggram jangka pendek dan jangka panjang.
2.     Biaya eksplisit
Biaya Eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
3.     Biaya Alternatif(Opportunity Cost)
Biaya Alternatif  adalah biaya yang timbul akibat memilih sebuah peluang terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. Ketika seseorang dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan dan harus memilih salah satu di antaranya maka alternatif yang tidak dipilihnya itulah yang menjadi biaya peluang.
4.     Biaya Marginal
Biaya Marjinal yaitu biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MC karena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkannya. MC dapat dihitung dengan cara membagi tambahan TC (∆TC).
5.     Biaya Incremental
Biaya Incremental adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan.

C.    TEORI PRODUKSI
1.     PENGERTIAN TEORI PRODUKSI
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.Dalam melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi.
1.     Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.Dalam analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
2.     Teori produksi dengan dua faktor berubah
Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan apabila dimisalkan satu factor produksi, yaitu tenaga kerja, terus-menerus ditambah tetapi factor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak dapat diubah lagi.
2.     Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut
Q = f (K L R T)
Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)
f  :Fungsi(simbol persamaan fungsional)
K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)                     
R: Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)
Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi).Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.



3.      Faktor Teori Produksi
Dalam teori ini input atau sumber daya yang di gunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai berikut :
1.     Manusia (Tenaga Kerja)
Tenaga kerja atau buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiapsistem  ekonomi  terlepas  dari  kecenderungan  ideologi  mereka.  Kekususan perburuhan seperti kemusnahan, keadaan yang  tidak  terpisahkan dari buruhitu  sendiri,  ketidakpekaan  jangka  pendek  terhadap  permintaan  buru dan yang mempunyai  sikap  dalam  penentuan  upah, merupakan  hal  yang  sama pada semua sistem.
Tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggotabadan  atau  pikiran  untuk  mendapatkan  imbalan  yang  pantas.   Termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik maupun pikiran.
2.     Modal
Modal  merupakan  asset  yang  digunakan  untuk  distribusi  asset  yang berikutnya. Modal dapat memberikan  kepuasan pribadi dan membantu untuk menghasilkan kekayaan yang lebih banyak.
3.     Sumber Daya Alam (Tanah)
Tanah  mengandung  pengertian  yang  luas,  yaitu  termasuk  semua  sumberyang  kita  peroleh  dari  udara,  laut,  gunung,  dan  sebagainya,  sampai  keadaan geografi, angin, dan iklim yang terkandung dalam tanah.
Termasuk dalam faktor produksi tanah adalah :
a.     Bumi  (tanah)  merupakan  permukaan  tanah  yang  di  atasnya  kita  dapat berjalan, mendirikan bangunan, rumah, perusahaan.
b.     Mineral, seperti logam, bebatuan dan sebagainya yang terkandung di dalam tanah yang juga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
c.     Gunung,  merupakan  suatu  sumber  lain  yang menjadi  sumber  tenaga  asli yang  membantu  dalam  mengeluarkan  harta  kekayaan.  Gunung-gunung berfungsi  sebagai  penadah  hujan  dan  menajdi  aliran  sungai-sungai  dan melaluinya semua kehidupan mendapatkan rizki masing-masing.
d.     Hutan, merupakan sumber kekayaan alam yang penting. Hutan memberikan bahan  api,  bahan-bahan mentah untuk  industri  kertas,  damar,  perkapalan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya.
e.     Hewan, mempunyai kegunaan memberikan daging, susu, dan  lemak untuk tujuan ekonomi, industri dan perhiasan. Sebagian lagi digunakan untuk kerja dan pengangkutan.

D.    PERILAKU KONSUMEN
1.     Definisi Perilaku Konsumen
Konsumsi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa. Elemen-elemen pokok dari konsumsi di antara yang paling penting adalah perumhan, kendaraan bermotor, makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik menunjukkan bahwa ada keteraturan yang dapat diramalkan dalam cara orang-orang mengalokasikan pengeluaran mereka antara makanan, pakaian dan hal-hal pokok lainya.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1.      Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
a.     Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b.     Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c.     Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.

2.      Faktor Sosial
a.   Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai perngaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok disosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu.
b.   Keluarga
Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

c.   Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya (keluarga, klub, organisasi). Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

3.      Faktor Pribadi
a.     Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus kehidupan keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b.     Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
c.     Keadaan Ekonomi
Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
d.     Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
e.     Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.

4.      Faktor Psikologis
a.     Motivasi
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
Teori-teori motivasi:
Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian besar bersifat di bawah sadar. Freud melihat bahwa seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan proses pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan sosial. Keinginan-keinginan ini tidak pernah berhasil dihilangkan atau dikendalikan secara sempurna, dan biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi, salah bicara dan perilaku-perilaku neurotis.

Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang membedakan antara faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual haruslah menghindari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan seperti buku pedoman penggunaan komputer yang buruk atau kebijaksanaan pelayanan yang kurang baik. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian di pasar komputer dan memastikan hal-hal ini tersedia. Faktor-faktor yang memuaskan ini akan membuat perbedaan utama antara merek komputer yang dibeli oleh pelanggan.
b.     Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
c.     Sikap
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
5.      Keputusan Pembelian
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.



Menurut Kotler ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
a.     Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
b.     Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
c.     Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
d.     Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
e.     Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

E. KINERJA MANAJERIAL
1.      Pengertian Kinerja Manajerial
Pengertian kinerja manajerial adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Alfar (2006), di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan.
2.      Cara Manajer Memperbaiki Perusahaan
Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, Kinerja manajerial ini diukur dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963):
1.     Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. 
2.     Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. 
3.     Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 
4.     Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 
5.     Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan. 
6.     Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya. 
7.     Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa. 
8.     Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan- kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Menurut Indrianto (1993) dan Soepomo (1998), kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakanya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria, sistem penganggaran (reward) dan konflik.

Berikut penjelasan kegiatan – kegiatan manajerial tersebut diatas, sebagai berikut :

1.     Kinerja Perencanaan (Planning)
Kinerja perencanaan yaitu kemampuan dalam penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2.     Kinerja Investigasi (Investigating)
Kinerja investigasi yaitu kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.

3.     Kinerja Pengkoordinasian (Coordinating)
Kinerja pengkoordinasian yaitu kemampuan dalam tukar menukar informasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahukannya kepada bagian lain, dan hubungannya dengan manajer lain.

4.     Kinerja Evaluasi (Evaluating)
Kinerja evaluasi yaitu kemampuan dalam menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk.



5.      
6.     Kinerja Pengawasan (Monitoring)
Kinerja pengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.

7.     Kinerja Pengaturan Staf (Staffing)
Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melakukan perekrutan pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.

8.     Kinerja Negosiasi (Negotiating)
Kinerja negoisasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan penjual, serta tawar menawar secara kelompok.

9.     Kinerja Perwakilan (Representating)
Kinerja representasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan utama perusahaan.

3.      Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja tersebut diatas dapat diuraikan sebagai  berikut :

a.     Perbaikan Kinerja
Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki  kinerja.

b.     Penyesuaian Kompensasi
Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan menentukan siapa  yang  seharusnya  menerima  peningkatan pembayaran dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.
c.   Keputusan Penetapan
Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan.
d.     Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan
Kinerja buruk mengindentifikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan kebutuhan kembali.
e.     Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang  karier spesifik karyawan.
f.      Proses Penempatan Staf
Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan  dalam prosedur penempatan staf di departemen SDM.
g.     Ketidakakuratan Informasi
Kinerja    buruk    dapat    mengindikasikan   kesalahan    dalam    Informasi analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen personal.
h.     Kesalahan Rancangan Pekerjaan
Kinerja buruk mungkin sebuah gejala dari rancangan pekerjaan  yang keliru lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan–kesalahan tersebut.
i.      Kesempatan Kerja yang Sama
Penilaian kerja yang akurat secara aktual menghitung kaitannya dengan kinerja  dapat  menjamin  bahwa  keputusan  penempatan  internal  bukanlah suatu  yang bersifat diskriminasi.
j.      Tantangan – Tantangan Eksternal
Kadang–kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor–faktor lingkungan pekerjaan, seperti keluarga, financial, kesehatan, masalah – masalah  lainnya. Jika masalah – masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian, departemen sumber daya manusia mungkin mampu menyediakan bantuannya.

F.    PERUMUSAN MASALAH DAN PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
1.      Masalah?
1.     Kesenjangan antara Idealitas dan Realitas
     Pada kesenjangan ini Idealitas juga diperlukan dalam kinerja organisasi karena dengan adanya idealitas suatu perusahaan tentunya akan cenderung lebih mampu dalam melaksanakn realitas yang di tekan oleh idealitas. Karena bagaimanapun juga ketika dalam bekerja membuat suatu realitas yang ditekan oleh idealitas tidak lah mudah karena perlulah dan berorganisasi dan mampu mengatur cara kita dalam mengelola sebuah organisasi.

2.     Kesenjangan Disinyalir mengganggu kinerja produktifitas dan pencapaian
Pada hakikatnya suatu organisasi pasti memiliki kinerja produktifitas dan juga pencapaian. Karena adanya kesenjangan 3 tersebut dapat tercapai ketika suatu organisasi dapat mengelola dengan baik, dan ketika memiliki kinerja kita dapat mengatur jalannya suatu perusahaan, produktifitas yang lebih cenderung efektif yang dimaksudkan kali ini adalah ketika suatu orang memiliki kepribadian masing masing, dari situlah seseorang dapat menilai produktifitas suatu individu. Kemudian dalam pencapaian suatu perusahaan pastilah mempunya target dan pencapaian yang harus dilakukan.
3.     Masalah Perlu diketahui, karena :
a.     Segera dicari Solusi
b.     Sebagai dasar bertindak
c.     Harus dihadapi dan dihindari.



2.      Teknik Identifikasi
a.     Brainstorming
brainstorming) adalah suatu teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan dari anggota kelompok. Istilah brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn pada awal dasawarsa 1940-an.
b.   The power of two
the power of two adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada satu.
c.   Small Of discussion
Small group discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
d.   Focus Group Discussion
Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh responden/pesertanya.

e.     Benchmarking
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.

3.      SWOT Analysis
1.     Peluang
Suatu potensi yang memungkinkan Untuk diraih dan dijadikan Sumber kemampulabaan
2.     Kekuatan
Sesuatu yang membuat organisasi semakin Berdaya
3.     Ancaman
Suatu potensi yang memungkinkan operasional perusahaan menjadi terkendala
4.     Kelemahan
Sesuatu yang membuat organisasi semakin kurang berdaya



G.   PERILAKU ORGANISASI
1.      Pengertian SIM dalam Organisasi
a.     SIM
merupakan sekumpulan prosedur, tata kerja, metode, yang menghubungkan elemen-elemen yang ada dalam organisasi yang digunakan sebagai wahana tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sistem memerlukan keseimbangan, kesamaan, kejelasan prosedur, dan pengimplementasian.
b.     Informasi:
data yang diperlukan untuk memahamkan pengetahuan seseorang atau kelompok.
c.   Manajemen:
ilmu atau seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaplikasikan, dan mengendalikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
2.      Organisasi Harus Memiliki
a.     Suatu sistem pemanajemenan informasi yang ada dalam lingkup suatu organisasi.
b.     Sekumpulan tata kerja, prosedur, dan metode yang digunakan untuk mengintegrasikan informasi yang ada dalam suatu manajemen, yang mempunyai asumsi-asumsi keseimbangan, kesamaan, kejelasan prosedur, yang terorganisir untuk mencapai tujuan.
3.      Gambaran Organisasi

Gambar 1. 1 Gambaran Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
4.      Ciri Ciri Organisasi yang Baik
a.     Berlangsungnya kejelasan prosedur
b.     Berlangsungnya keseimbangan
c.     Berlangsungnya kesepadanan
d.     Berlangsungnya keadilan
e.     Tercapainya tujuan dengan efektif dan efisien
f.      Tingginya tingkat penerimaan dan ketaatan
5.      Pelaku Dalam Organisasi


1.2  Pelaku dalam Organisasi

a.   Top Manajemen
Manajemen puncak (top level management) adalah tingkat manajemen yang paling atas dan memiliki otoritas tertinggi pada sebuah organisasi perusahaan dan bertanggungjawab langsung kepada pemilik perusahaan.
b.   Middle Manajemen
Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hirarki manajemen pada sebuah perusahaan.
c.   Manajemen Lower
Manajemen lini pertama (low Level Management) adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah perusahaan.




6.      Organisasi Sumber Daya Manusia:
a.     Rekruitmen
b.     Seleksi
c.     pelatihan dan pengembangan
d.     penempatan
e.     analisis
f.      jabatan
g.     penggajian
h.     pemberhentian